Etika
Etika dapat didefinisikan sebagai ilmu tentang filsafat moral, yaitu
mengenai nilai, ilmu tentang tingkah laku dan ilmu yang menyelidiki mana
yang baik dan mana yang benar. Perilaku etika dapat meliputi:
- Pertanggungjawaban (reponsibility)
- Pengabdian (dedication)
- Kesetiaan (loyalitas)
- Kepekaan (sensitivity)
- Persamaan (equality)
- Kepantasan (equity)
Etika Guru dalam Proses Pembelajaran
Beberapa calon guru memiliki perasaan takut atau ragu-ragu di dalam
menghadapi tugas praktik mengajar, tetapi perasaan tersebut akan hilang
dengan sendirinya setelah terjun dan mengikuti latihan mengajar di kelas
atau di sekolah.
Cara pandangan guru yang baik adalah tidak terfokus pada sesuatu yang
menarik perhatiannya, namun harus meliputi seluruh kelas, bersikap
tenang, tidak gugup, tidak kaku, ambil posisi yang baik sehingga dapat
dilihat dan didengar peserta didik. Senyuman dapat mengusahakan dan
menciptakan situasi belajar yang sehat, suara yang terang dan jelas dan
diadakan variasi sehingga suara yang simpatik akan selalu menarik
perhatian anak-anak.
Di dalam etika guru Indonesia dituliskan dengan jelas bahwa guru
membimbing murid untuk membentuk mereka menjadi manusia seutuhnya yang
berjiwa pancasila. Etika bagi guru adalah terhadap peserta didiknya,
terhadap pekerjaan dan terhadap tempat kerja. Etika tersebut wajib
dimiliki oleh seorang guru untuk mewujudkan proses belajar mengajar yang
baik. Berikut beberapa etika yang harus dimiliki oleh seorang guru:
Etika guru terhadap peserta didiknya
Guru sebaiknya memberi contoh yang baik bagi muridnya. Keteladanan
seorang guru adalah perwujudan realisasi kegiatan belajar mengajar dan
menanamkan sikap kepercayaan kepada murid. Guru yang berpenampilan baik
dan sopan akan mempengaruhi sikap murid demikian juga sebaliknya. Selain
itu di dalam memberikan contoh kepada murid, guru harus bisa
mencontohkan bagaimana bersifat objektif dan terbuka pada kritikan serta
menghargai pendapat orang lain.
Guru harus bisa mempengaruhi dan mengendalikan muridnya. Perilaku dan
pribadi guru akan menjadi bagian yang ampuh untuk mengubah perilaku
murid. Guru hendaknya menghargai potensi yang ada di dalam keberagaman
murid. Seorang guru dalam mendidik seharusnya tidak hanya mengutamakan
ilmu pengetahuan atau perkembangan intelektual saja, namun juga harus
memperhatikan perkembangan pribadi anak didiknya baik perkembangan
jasmani atau rohani.
Etika guru terhadap pekerjaan
Sebagai seorang guru adalah pekerjaan yang mulia. Guru harus melayani
masyarakat di bidang pendidikan secara profesional. Supaya bisa
memberikan layanan yang memuaskan pada masyarakat maka guru harus bisa
menyesuaikan kemampuan serta pengetahuannya dengan keinginan dan
permintaan masyarakat.
Etika guru terhadap tempat kerja
Suasana yang baik ditempat kerja bisa meningkatkan produktivitas.
Kinerja guru yang tidak optimal bisa disebabkan oleh lingkungan kerja
yang tidak memberi jaminan pemenuhan tugas dan kewajiban guru secara
optimal.
Pendekatan pembelajaran kontekstual bisa menjadi pemikiran bagi guru
supaya lebih kreatif. Strategi belajar yang membantu guru untuk
mengaitkan materi pelajaran dengan situasi akan mendorong murid
mengaitkan pengetahuan yang sudah dimiliki dengan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari. Sikap profesional guru pada tempat kerja adalah
dengan cara menciptakan hubungan yang harmonis di lingkungan tempat
kerja dan lingkungan. Etika guru sangat dibutuhkan dalam rangka untuk
meningkatkan mutu pendidikan nasional.
Sikap bagi perkembangan jiwa anak didik selanjutnya. Karena sikap
seroang guru tidak hanya dilihat dalam waktu mengajar saja, tetapi juga
dilihat tingkah dari seorang guru adalah salah satu faktor yang
menentukan lakunya dalam kehidupan sehari-hari oleh anak didiknya. Pada
saat ini banyak sikap dari seorang guru yang tidak lagi mencerminkan
sikapnya sebagai seorang pendidik karena adanya berbagai factor yang
mestinya tidak terjadi dalam dunia pendidikan.
Sikap guru yang kurang mendidik
Kesalahan guru dalam memahami profesinya akan mengakibatkan
bergesernya fungsi guru secara perlahan-lahan. Pergeseran ini telah
menyebabkan dua pihak yang tadinya sama-sama membawa kepentingan dan
saling membutuhkan, yakni guru dan siswa, menjadi tidak lagi saling
membutuhkan. Akibatnya suasana belajar sangat memberatkan, membosankan,
dan jauh dari suasana yang membahagiakan. Dari sinilah konflik demi
konflik muncul sehingga pihak-pihak didalamnya mudah frustasi lantas
mudah melampiaskan ketidakpuasan dengan cara-cara yang tidak benar.
Berikut adalah beberapa sikap guru yang kurang mendidik:
1) mengambil jalan pintas dalam pembelajaran,
2) menunggu peserta didik berperilaku negatif,
3) menggunakan destruktif discipline,
4) mengabaikan kebutuhan-kebutuhan khusus (perbedaan individu) peserta didik,
5) merasa diri paling pandai di kelasnya,
6) tidak adil (diskriminatif), serta
7) memaksakan hak peserta didik
Sikap yang harus dimiliki oleh seorang guru
Untuk mengatasi kesalahan-kesalahan yang dilakukan, seorang guru yang
profesional harus memiliki empat kompetensi. Kompetensi tersebut
tertuang dalam Undang-Undang Dosen dan Guru, yakni:
1) kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik,
2) kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang
mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan
peserta didik,
3) kompetensi profesional adalah kamampuan penguasaan materi pelajaran luas mendalam,
4) kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi
dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama
guru, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
Sedangkan menurut M. Ngalim Purwanto, sikap yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah:
1) Guru harus bersikap adil
2) Guru harus percaya dan suka kepada murid-muridnya
3) Guru harus sabar dan rela berkorban
4) Guru harus mempunyai pembawaan terhadap anak didiknya
5) Guru harus bersikap baik terhadap teman-temannya dan masayarakat.
Peran Guru dalam Proses Pembelajaran
Guru memiliki peran yang penting dalam kegiatan belajar. Guru harus
memberikan kemudahan untuk belajar agar dapat meningkatkan potensi
peserta didik secara optimal dengan menempatkan dirinya sebagai:
- Orang tua yang memiliki rasa kasih sayang pada peserta didiknya
- Teman, tempat mengadu mencurahkan perasaan isi hati peserta didik.
- Fasilitator, yang setiap saat memberikan kemudahan, melayani peserta didik, sesuai dengan minat, kemampuan dan bakatnya.
- Memberikan sumbangan pemikiran kepada orang tua untuk memahami permasalahan yang sedang dihadapi anak dan mencarikan solusinya.
- Memupuk rasa percaya diri dan berani bertanggungjawab.
- Membiasakan peserta didik bersilaturrahmi dengan orang lain secara wajar.
- Mengembangkan proses sosialisasi secara wajar antar peserta didik dalam lingkungannya.
- Mengembangkan kreativitas.
- Menjadi pembimbing ketika diperlukan.